Telur
merupakan salah satu produk hewani yang digunakan sebagai bahan pangan sumber
protein, lemak dan vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Sejak dikeluarkan
dari kloaka, telur mengalami penurunan mutu. Semakin lama disimpan,
penurunan mutu akan semakin besar, yang akhimya
dapat menyebabkan kerusakan atau menjadi busuk. Penurunan
mutu ini tidak dapat dicegah, hanya dapat diperiambat
kecepatannya dengan berbagai periakuan, yang disebut pengawetan telur
segar. Penurunan mutu antara lain turunnya berat
telur yang disebabkan penguapan gas seperti uap
air, karbondioksida, amoniak, nitrogen dan HIS,
karena penguapan tersebut juga akan menyebabkan
tejadinya pembesaran kantung udara, juga menyebabkan perubahan
kimiawi isi telur akibat terlepasnya gas CO2, yang
jika tidak dilakukan penyimpanan yang baik akan mengakibatkan telur tidak
dapat dikonsumsi, bahkan menjadi busuk.
Daya simpan telur, khususnya telur ayam, amat
pendek. Oleh karena itu perlu diperlakukan secara khusus jika ingin telur bisa
disimpan lebih lama, apalagi bila menginginkan kondisi telur berada dalam
keadaan segar. Salah satu upaya memperpanjang kesegaran telur adalah dengan
mengawetkannya. Pengawetan telur segar sangat berguna dalam upaya mengatasi
saat-saat harga telur tinggi, untuk itu dicarilah upaya pengawetan telur yang
mudah, sederhana, dan irit biaya.
Salah satu pengolahan yang dapat memperpanjang umur
simpan adalah dengan pengawetan. Pengawet merupakan bahan yang ditambahkan ke
dalam makanan guna mencegah atau menghambat tumbuhnya jamur, bakteri, atau
jasad renik. Begitu dengan proses fermentasi (pembusukan), pengasaman atau
penguraian akibat aktivitas jasad renik dapat dicegah sehingga daya simpannya
relatif lebih panjang. Selain itu pengawetan dapat menghambat atau mencegah
terjadinya kerusakan, mempertahankan mutu, menghindarkan terjadinya keracunan,
sehingga dapat mempermudah penanganan dan penyimpanan.
1. Tujuan Praktikum
Praktikan
dapat menjelaskan pengertian telur, melakukan pengawetan telur dengan
penyamakan nabati, dan melakukan uji kualitas telur yang dihasilkan dengan
telur segar.
2. Waktu dan Tempat
Praktikum
Acara
Praktikum Pengawetan Telur dengan Ekstrak Daun Jambu Biji Merah (Psidium guajava, L)
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 15 Oktober 2014 bertempat di Laboratorium
Ilmu Pengolahan Hasil Ternak, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
A. Tinjauan Pustaka
Telur
merupakan salah satu hasil produk peternakan unggas yang memiliki kandungan gizi
lengkap dan mudah dicerna. Telur merupakan sumber protein hewani selain daging, susu dan ikan. Secara umum terdiri atas tiga komponen pokok, yaitu
kerabang atau cangkang telur, albumen atau putih telur dan yolk atau kuning
telur (Kautsar, 2005).
Telur
mengandung zat gizi yang dibutuhkan tubuh, dari sebutir telur didapatkan gizi
yang sempurna. Selain itu zat gizi tersebut mudah dicerna oleh tubuh. Kandungan
protein kuning telur yaitu sebanyak 16,5% dan pada putih telur sebanyak 10,9%,
sedangkan kandungan lemak pada kunng telur mencapai 32% dan pada putih telur
terdapat dalam jumlah yang sedikit (Sudaryani, 2006)
Putih telur
merupakan campuran protein yang memiliki kemampuan buih yang tinggi dan setiap
komponennya mempunyai fungsi yang spesifik. Berdasarkan hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu fraksi
protein putih telur yaitu globulin mempunyai kemampuan memudahkan terbentuknya
buih. Kandungan
putih terlur yang kompleks yaitu
terdiri dari ovomucin-lysozyme, ovalbumin dan conalbumin mempunyai
kemampuan membuat buih stabil saat dipanaskan
(Underwood dan Day, 2001).
Teknik
pengawetan telur dengan daun jambu biji dilakukan dengan menyiapkan bahan-
bahan berikut diantaranya adalah telur ayam, teh, kulit bawang merah, daun
jambu biji dan garam. Cara pembuatan yaitu dengan mengambil 10 butir telur ayam
dan dicuci bersih dengan abu dapur dan air lalu diletakkan daun jambu, teh,
kulit bawang merah dalam panci perebus, tata telur diatasnya, susun berlapis,
tambahkan garam 3 sendok makan, lalu tambahkan air hingga seluruh telur
terendam dan rebus hingga matang, angkat dan biarkan hingga beberapa saat (2
jam). Untuk memperoleh warna dan citarasa pindang, rebus kembali sampai matang
(dapat ditambahkan bahan rempah lengkuas dimemarkan, daun salam), kemudian
angkat dan biarkan terendam dalam panci, tiriskan setelah air dingin. Daya
simpan telur dengan cara/ metode seperti ini akan lebih lama dibandingkan
dengan pengawetan dengan menggunakan air hangat
(Rifky, 2007).
Kandungan
Kimia yang terdapat pada daun jambu biji diantara lain adalah tanin, minyak
atsiri, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanoat, asam guajavarin,
vitamin A 25 Sl, vitamin B1 0,02 mg, vitamin C 87 mg. Berbagai
kandungan senyawa asam inilah daun jambu biji dapat kita manfaatkan sebagai
pengawet. Tanin akan bereaksi dengan protein yang terdapat dalam kulit telur
yang mempunyai sifat menyerupai kolagen kulit hewan sehingga terjadi proses
penyamakan kulit berupa endapan berwarna coklat yang dapat menutup pori-pori
kulit telur dan kulit telur tersebut menjadi impermeable (tidak dapat
tembus) terhadap gas dan udara dan pengawetan telur ayam ras dengan
memanfaatkan daun jambu (Psidium guajava L.) mempunyai biaya pengolahan
yang murah dan mutu telur ayam ras bertahan selama kurang lebih satu bulan
(Ummah, 2010).
B. Materi Metode
1. Materi
a. Alat
1) Panci
2) Spatula
3) Saringan
b. Bahan
1) Telur ayam 3
butir
2) Daun jambu biji
(berumur tua)
3) Aquades
2. Metode
a. Telur
dibersihkan dari kotoran
b. Telur direndam
dalam cairan hasil ekstrak jambu biji (100 g daun jambu biji direndam dan
direbus dalam 1,5 l aquades)
c. Dilakukan
perendaman selama 2 jam, 4 jam, dan 6 jam
d. Dibiarkan dalam
suhu ruangan selama 1 minggu
e. Dilakukan
pengujian
C. Hasil Pengamatan
dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
a. Setelah 24 jam
Tabel 12. Setelah 24 jam
kualitas eksterior
Eksterior
|
100 gr/1,5 l
|
300 gr/ 2,5 l
|
Kerabang
|
Merah
|
Lebih merah
|
Pori - pori
|
Tertutup
|
Lebih tertutup
|
Sumber:
Laporan Sementara Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak 2014
Tabel 13. Setelah 24 jam
kualitas interior
Interior
|
300 gr/1,5 l
|
100 gr/ 1,5 l
|
Kontrol
|
Warna yolk
|
7
|
7
|
6
|
pH yolk
|
4,2
|
3,8
|
3,1
|
pH albumen
|
6,8
|
5,7
|
7,5
|
Sumber:
Laporan Sementara Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak 2014
b. Setelah 48 jam
Tabel 14. Setelah 48 jam
kualitas eksterior
Eksterior
|
100 gr/1,5 l
|
300 gr/ 2,5 l
|
Kerabang
|
Coklat
|
Lebih coklat
|
Pori – pori
|
Tertutup
|
Lebih tertutup
|
Sumber:
Laporan Sementara Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak 2014
Tabel 15. Setelah 48 jam
kualitas interior
Interior
|
300 gr/1,5 l
|
100 gr/ 1,5 l
|
Kontrol
|
Warna yolk
|
7,7
|
7,9
|
7
|
pH yolk
|
6,8
|
6,8
|
6,4
|
pH albumen
|
10
|
5
|
7,5
|
Sumber:
Laporan Sementara Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak 2014
2. Pembahasan
Data
hasil praktikum dasar teknologi pengolahan hasil ternak menunjukan telur dalam
waktu 24 jam setelah di olesi oleh ekstrak jambu dari sudut eksterior yaitu
kerabang berwarna merah dan pori – pori tertutup. Pada sudut interior
menunjukan bahwa di 300 gr/1,5 l
warna yolk di angka 7, pH yolk 4,2, dan pH albumen 6,8. Pada
sudut interior menunjukan bahwa di 100
gr/1,5 l warna yolk di angka 7, pH yolk 3,8, dan pH albumen 5,7. Pada
telur dalam waktu 48 jam setelah direndam oleh ekstrak jambu biji dari sudut
eksterior yaitu kerabang berwarna coklat pekat dan pori – pori tertutup,
sedangkan interior di 300 gr/1,5 l
warna yolk di angka 7,7,pH yolk 6,8, dan pH albumen 10. Pada
sudut interior menunjukan bahwa di 100
gr/1,5 l warna yolk di angka 7,9, pH yolk 6,8, dan pH albumen 5,5.
Menurut
Suharmi dan Amri (2000) perendaman telur dalam ekstrak daun jambu biji merah
dapat mempertahankan mutu telur kurang lebih selama satu bulan. Telur yang
sudah direndam akan berubah warnanya menjadi kecoklatan seperti telur pindang
tapi tidak mengubah rasanya. Kandungan kimia yang terdapat dalam daun jambu
biji merah berupa tanin yang akan bereaksi dengan protein yang terdapat dalam
kulit telur yang mempunyai sifat menyerupai kolagen kulit hewan sehingga
terjadi penyamakan kulit berupa endapan berwarna coklat yang menutupi pori-pori
kulit telur yang tidak akan tembus oleh gas dan udara.
Hasil praktikum dan tinjauan pustaka menunjukan bahwa
punya kesamaan pada bidang eksterior.
Pada warna telur yang telah direndam dengan ekstrak daun jambu biji 24 jam
menunjukan warna merah pekat dan yang di rendam 48 jam berwarna coklat pekat
sehingga sama seperti berwarna kecoklatan. Sedangkan pada telur bagian pori –
pori lebih tertutup sehingga sama dengan dengan tinjauan
pustaka yaitu kulit menutupi pori-pori kulit telur yang tidak akan tembus oleh
gas dan udara.
D. Kesimpulan dan
Saran
1. Kesimpulan
Kesimpulan daripraktikum Ilmu Pengolahan Hasil ternak
acara Pengawetan telur dengan ekstrak daun jambu biji antara lain :
a. Pada pengawetan
telur dengan ekstrak jambu biji menunjukan perbandingan kandungan antara
eksterior dan interior pada telur biasa dan yang diawetkan tidak jauh beda.
b. Pengawetan telur
dengan ekstrak jambu biji lebih efisien, mudah, dan hemat biaya.
2. Saran
a. Alat yang digunakan ketika praktikum kurang
lengkap, semoga di waktu yang akan datang alat yang digunakan lebih lengkap.
b. Sebaiknya Assisten lebih sabar dalam memberi
bimbingan dan arahan pada praktikan.
c. Jangan terlalu banyak praktikan agar tempat
praktikum bisa lebih longgar.